Pakan buatan bagi ikan dapat diartikan sebagai pakan yang
dibuat dalam skala industri dengan komposisi nutrisi dan gizi sesuai dengan
kebutuhan ikan dan diberikan untuk menyuplai makanan pada kolam dengan tingkat
ketersediaan pakan alaminya yang telah menipis atau habis sama sekali. Pakan
merupakan salah satu parameter yang cukup penting dalam suatu usaha budidaya
ikan, karena merupakan penyumbang biaya produksi yang paling besar dibandingkan
parameter lainnya.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh
dengan baik, ikan pada umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek
kebutuhan gizi pada ikan adalah sama dengan makhluk hidup lain, yaitu :
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral agar dapat melakukan proses
fisiologi dan biokimia selama hidupnya.
Jenis bahan baku pakan ikan yang biasa digunakan :
- Bekatul / Dedak Halus :
Bekatul mudah diperoleh dari tempat penggilingan padi dan
harganya relatif murah. Bahan yang dipilih harus mempunyai tekstur yang halus,
tidak berbau apek dan memiliki warna yang segar, sehingga bila digenggam terasa
lembut dan gumpalan yang terbentuk setelah digenggam mudah pecah. Bekatul segar
berbau mirip beras (tidak tercium bau apek)
- Tepung Ikan :
Tepung ikan harus berkualitas baik, bila diamati berwarna
kuning kecoklatan, bersih tidak tercampur dengan kotoran lain, berbau khas
seperti ikan kering tidak tengik ataupun asam. Ikan rucah (tidak bernilai
ekonomis penting) dan sisa hasil pengolahan biasanya merupakan bahan baku yang
penting untuk pembuatan tepung ikan. Penggunaan tepung ikan didalam pakan
komersial biasanya berkisar antara 10 – 40 %
- Bungkil Kedelai :
Bungkil kedelai atau ampas tahu yang berada di pasaran
biasanya masih basah atau setengah basah, oleh karena itu harus dikeringkan
terlebih dahulu dengan cara dijemur. Bungkil kedelai digunakan sebagai
pengganti tepung kedelai yang merupakan sumber protein nabati, tepung kedelai
memiliki profil asam amino terbaik. Penggunaannya didalam pakan komersial
berkisar antara 10–25%.
Tepung Kepala Udang :
Segala macam jenis tepung udang kering dapat digunakan untuk
komponen pembuatan pakan ikan.
- Minyak Ikan :
Gunakan minyak ikan yang masih baik, yaitu berbau khas
minyak ikan (amis & tidak tengik) dan selaput pembungkusnya tidak rusak.
- Sumber Mineral dan Vitamin :
Ada bermacam – macam sumber mineral dan vitamin yang dijual
di pasaran antara lain aquamik, premik, garam mineral, vitamin C, vitamin B
kompleks dan lain – lain.
Cara Meramu dan Mencampur Bahan :
Bahan pakan berupa dedak halus (kandungan protein 10% - 16%)
dan tepung ikan (50% - 60%). Jika rerata kadar protein bekatul dan tepung ikan
adalah 13% dan 55%, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Protein Basal Bekatul (dedak halus) : 13%
b. Protein Suplemen (tepung ikan) : 55%
c. Protein pakan yang dikehendaki : 25%
Jumlah bekatul dan tepung ikan yang dibutuhkan dihitung
menurut selisih persentase kandungan (kadar) protein yang dikehendaki.
Formulasi Ransum Pellet buatan Pabrik
Bahan : Kosentrasi (%) , Takaran (Kg/lt)
1. Bekatul/dedak halus : 50% , 50 kg
2. Tepung Ikan : 10% , 10 kg
3. Bungkil Kedelai : 10% , 10 kg
4. Tepung Jagung : 25% , 25 kg
5. Tepung Kepala Udang : 5% , 5 kg
6. Minyak Ikan : - , 0.05 liter
7. Garam mineral : - , 0.05 kg
8. Kalsidol + Vit A : - , 0.05 kg
Analisa Ekonomis Formulasi Pelet Sederhana
100 kg bekatul : Rp.120.000
100 kg ikan rucah : Rp.150.000
1 bungkus perekat : Rp.15.000
Vitamin : Rp.17.000
Petis ikan/minyak ikan : Rp. 7.500
Tenaga Kerja : Rp.105.000
Bensin : Rp. 5.000
JUMLAH : Rp 420.000
Perbandingan antara Formula Pabrik dg pakan buatan sederhana
Pakan Pabrik vs Pakan Buatan sendiri
Padat Tebar = 15.000 ekor : 15.000 ekor
Waktu Pemeliharaan = 60 hari : 67 hari
Jumlah Pakan = 1.200 kg : 1.500 kg
Biaya = Rp 8.040.000 : Rp 5.040.000
Hasil Panen = 1.000 kg : 1.000 kg
Selisih : Rp 3.000.000
sumber:
sumber: